Khadam asli sebuah mustika ada yang bangsa jin, ada juga
yang khadamnya adalah jenis ghaib tersendiri ataupun alami yang secara umum disebut khadam
mustika. Yang khadamnya dari jenis khadam mustika alami biasanya tuahnya lebih baik,
tuahnya lebih kuat dibandingkan yang khadamnya dari jenis bangsa
jin.
Yang dimaksudkan sebagai khadam mustika di atas (yang
bukan bangsa jin) sebenarnya adalah berbagai macam jenis mahluk halus yang
masing-masing jenisnya berbeda, tetapi di dunia manusia tidak ada penamaan
khusus untuk masing-masing jenis mereka, karena mereka hanya ada di dalam
sebuah mustika, tidak berada di alam bebas dan sangat jarang manusia boleh melihat / menemui mereka, sehingga tidak ada nama khusus untuk mereka.
Cukup disebut khadam mustika saja, karena aslinya keberadaan mereka memang
hanya ada di dalam sebuah mustika saja.
Mustika yang sejenis biasanya khadamnya juga dari jenis ghaib
yang sama.
Mustika yang berbeza, khadamnya juga dari jenis ghaib
yang berbeza.
Khadam dari mustika besi kuning umumnya sejenis.
Khadam dari mustika merah delima umumnya juga sejenis.
Tetapi khadam mustika besi kuning berbeza jenis dengan
khadam mustika merah delima.
Khadam mustika Qul buntet dan batu puser
bumi biasanya adalah bangsa jin dari golongan putih.
Selain yang diperoleh dari alam ghaib, ada juga mustika
yang diperoleh dari alam nyata manusia, karena di alam manusia pun banyak
benda-benda yang serupa dengan benda-benda mustika di alam ghaib. Tetapi
mustika dari alam manusia ini kualiti nya adalah kelas 2 dan
seringkali kualiti keghaibannya tidak dapat ditunjukkan dengan nyata, seperti
yang bisa ditunjukkan oleh mustika dari alam ghaib. Kerana itu, yang terbaik
adalah mustika yang didapat dari alam ghaib, yang hasil penarikannya sempurna.
Mustika dari alam ghaib, dari hasil
penarikan ghaib, akan benar menjadi sebuah mustika dengan syarat hasil
penarikannya sempurna (kalau tidak sempurna maka keghaibannya sulit untuk dapat
ditunjukkan). Biasanya proses penarikan dari alam ghaib dilakukan dalam 2
tahap. Tahap pertama adalah menarik / memindahkan benda ghaibnya dari
tempatnya semula ke tempat kita. Tahap ke 2 adalah proses menghadirkan /
mewujudkan benda ghaibnya ke alam nyata manusia dan menyempurnakan keghaiban
benda ghaib tersebut supaya kekal di tempatnya dan berfungsi dengan
semestinya.
Sebagai contoh penarikan batu mustika merah delima. Bila hasil
penarikannya sempurna, maka keghaiban mustikanya akan dapat ditunjukkan,
seperti bila dicelupkan ke dalam air, maka airnya akan berubah warna menjadi
merah, bila digenggam, maka orangnya akan kebal senjata tajam, tahan dicukur, tahan panasnya api dan rambut pun tidak terbakar. Bila
penarikannya tidak sempurna, maka batu itu tidak dapat digolongkan sebagai batu
mustika, karena tidak dapat menunjukkan keghaibannya seperti tersebut di atas,
dan batunya sendiri hanya akan mirip dengan batu merah siam biasa. Bila ini
yang terjadi maka batu tersebut harus diproses lagi untuk disempurnakan keghaibannya.
Ketidak-sempurnaan mustika hasil penarikan ghaib
seringkali terjadi karena dalam proses penarikan itu digunakan jasa khodam ghaib
tertentu untuk menarik dan mewujudkan bendanya ke dunia manusia. Dengan cara
ini biasanya akan terjadi "pemaksaan", yaitu dengan kekuatan ghaibnya
yang lebih besar khodam tersebut memaksa benda mustikanya untuk wujud di dunia
manusia, sehingga menjadikan khodam mustikanya sakit hati, marah dan tidak
mau menyatukan dirinya dengan manusia dan tidak mau memberikan tuahnya /
keistimewaannya.
Yang sering terjadi adalah, walaupun bendanya berhasil
mewujud, tetapi tidak dengan keghaibannya, sehingga terpaksa harus
disempurnakan lagi keghaibannya. Itu juga kalau si pelaku penarikan ghaib bisa
menyempurnakan keghaibannya.
Selalu kes penarikan ghaib, benda ghaibnya malah
kosong, khodamnya tidak ikut serta di dalam benda ghaibnya, sehingga benda halus yang lain kemudian datang dan masuk menghuni benda ghaib tarikan itu bukan
khodam aslinya. Bila itu terjadi, maka khodamnya harus dipanggil lagi untuk
kembali tinggal di dalam bendanya. Tetapi walaupun kemudian khodamnya sudah
kembali, biasanya keghaiban benda itu sulit sekali untuk disempurnakan.
Cara yang terbaik dalam melakukan penarikan ghaib adalah
dengan memanggil khodam benda ghaibnya sendiri untuk mewujudkan bendanya
(dengan amalan ghaib) dan memenuhi sesajinya sesuai persyaratan khodam benda ghaibnya.
Jika ini dilakukan, biasanya benda ghaibnya akan mewujud dengan keghaiban yang
sempurna.
Masing-masing benda ghaib, baik mustika, batu akik
ataupun pusaka dan benda-benda azimat isian, mempunyai karektor keghaiban
sendiri-sendiri dan jenis yang berbeza satu dengan lainnya tidak selalu
dapat diperbandingkan karena karektor masing-masing berbeza.
Dan masing-masing mustika, walaupun sejenis, belum tentu
kualiti dan kekuatan keghaibannya sama, masing-masing ada kelasnya
sendiri-sendiri, tergantung pada kekuatan ghaib dan perwatakan masing-masing
khodam ghaib di dalamnya .
Kerana itu walaupun mustikanya sejenis, belum tentu kualiti dan kekuatan
tuahnya sama, tergantung kepada isi ghaib di dalamnya sendiri.
Keghaiban sebuah mustika adalah yang menyebabkannya
banyak diinginkan orang, terutama yang tuahnya boleh dirasakan secara nyata,
karena secara umum orang lebih menginginkan sesuatu yang terus dirasakan pengaruhnya, boleh dibuktikan dan boleh dipertunjukkan keghaibannya,
karena itu harganya biasanya mahal sekali.
Sebuah mustika yang keghaibannya sempurna, keghaibannya
itu boleh dirasakan terus oleh pemiliknya. Ada mustika yang keghaibannya
halus bersifat ghaib, yang tuahnya hanya boleh dirasakan pengaruhnya dengan rasa
/ batin, misalnya yang tuahnya untuk kewibawaan, kerejekian, pengasihan.
Ada juga mustika yang keghaibannya bisa dirasakan secara fizik, yang tuahnya
bukan hanya bisa dirasakan pengaruhnya dengan rasa / batin, tetapi juga terasa
pengaruhnya secara fizik, misalnya yang tuahnya untuk kekuatan, kekebalan,
pengobatan.
Sebuah mustika sempurna yang kegunaannya untuk kekuatan,
keselamatan dan kekebalan, keghaibannya itu boleh ditunjukkannya dengan
menjadikan manusia pembawanya tahan menerima pukulan, menjadi kebal tidak
lut di tetak, kebal terhadap tusukan senjata tajam, rambutnya tidak dapat
dipotong, tahan panasnya api dan tidak akan terbakar. Kekuatan keghaibannya
itulah yang menjadikan sebuah mustika berbeza dengan benda-benda serupa di
dunia manusia.
Selain ditentukan oleh sifat alami benda ghaibnya dan
kesempurnaan pemrosesan penarikan Ghaibnya, keghaiban azimaat kekebalan juga
ditentukan oleh perwatakan khodam ghaibnya yang harus berwatak keras dan
menonjolkan kekuatan / kegagahan. Walaupun khodamnya berkesaktian tinggi, tetapi
jika khodamnya itu masih kurang keras wataknya, kurang menonjolkan kekuatan dan
kegagahan, bendanya seringkali tidak dapat menjadi jimat kekebalan, hanya akan
berguna untuk menambah kekuatan tubuh / pukulan, atau untuk menambah wibawa
saja.
Walaupun ada banyak benda-benda ghaib yang sering
disebutkan aslinya bisa bertuah untuk kekebalan, tetapi benda-benda tersebut
yang dimiliki oleh manusia kebanyakan tidak bisa untuk kekebalan, tidak bisa
dibuktikan / diuji keampuhannya sebagai jimat kekebalan. Penyebabnya sudah
disebutkan di atas. Paling banyak terjadi karena hasil penarikannya tidak
sempurna. Selain itu, kekuatan keghaiban sebuah benda ghaib juga tergantung
pada kekuatan keyakinan si manusia pemakainya.
Khodam dari sebuah mustika biasanya tetap berdiam di
dalam mustikanya, tidak menjadi khodam pendamping, sehingga untuk mendapatkan
tuahnya bendanya harus selalu dipakai / dibawa. Jika ada sebuah mustika yang
dikatakan bertuah penjagaan ghaib, umumnya mustika itu tidak sungguh-sungguh
bertuah penjagaan ghaib, umumnya hanya memberikan tuah kekuatan badan dan
ketahanan tubuh terhadap serangan ghaib, khodamnya pasif, tidak aktif seperti
benda-benda Ghaib yang khodamnya menjadi khodam pendamping.
No comments:
Post a Comment